khotbah singkat dari roma 14 17

Muslim Baca Juga: Naskah Khutbah Jumat Singkat Terbaru: Makna Menyambut Tahun Baru Islam 1 Muharram 1444 H. Subhanallah, betapa agungnya puasa ini. Bahkan di awal-awal Islam ketika Allah Subhanahu wa Ta'ala belum mewajibkan puasa Ramadhan, maka puasa Asyura itu termasuk puasa yang diwajibkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala kepada kaum EksposisiRoma 14:7-9. Nas dari Roma 14:7-9 ini begitu indah. Tetapi secara khusus saya sangat tertarik pada ayat 9: Sebab un­­tuk itulah Kristus telah mati dan hidup kembali, supaya Ia menjadi Tuhan, baik atas orang-orang mati, maupun atas orang-orang hidup. Ada beberapa pemikiran yang timbul berkenaan dengan ayat ini: Adasekitar 20 orang dimulai dari 3 lagu Penyembahan, Doa Firman Tuhan, Khotbah Firman Tuhan singkat, dan terakhir satu orang berdoa Syafaat dan satu orang yaitu Ibu Gembala menutup Ibadah Doa. Khotbah Doa Malam Pembicara : Ibu Yefrida Sarah Hari : Rabu, 10 Juli 2018 Pelayan Tuhan yang Setia (Roma 12:11-21) Roma14:17 Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus. TB: Alkitab Terjemahan Baru Berikutadalah khotbah Jumat renungan hidup Menyambut Tahun Baru Hijriyah 1 Muharram 2022 yang membahas pentingnya hijrah dan peningkatan kualitas ketakwaan. Di mana hal tersebut ditulis oleh KH Ade Muzaini Aziz yang merupakan Pengurus Lembaga Dakwah PBNU dan Pengasuh Perguruan Al Mu'in Tangerang Banten. Baca Juga: Teks Khotbah Jumat Singkat Site De Rencontre Gratuit Dans Le 38. Renungan Harian Roma 1 16-17 Renungan Harian Roma 1 16-17. Setelah menyelesaikan khotbah di bukit, Yesus masuk ke Kapernaum, dimana ada seorang perwira Romawi meminta Yesus untuk menyembuhkan hambanya yang sedang sakit lumpuh dan sangat menderita. Biasanya, orang Romawi tidak mau meminta pertolongan dari orang Yahudi yang sedang mereka jajah. Begitu pula orang Yahudi kepada orang Romawi. Tetapi berbeda dengan perwira ini, Ia memercayai Allah yang benar dalam Alkitab dan menghormati kepercayaan orang Yahudi. Yesuspun akhirnya hendak pergi ke rumah perwira itu. Tetapi perwira itu mengatakan bahwa ia tidak layak menerima Yesus di dalam rumahnya dan ia percaya bahwa ketika Yesus hanya mengatakan sepatah kata saja, maka hambanya itu akan sembuh. Perwira Romawi ini mengerti mengenai otoritas. Sama seperti prajurit bawahan yang akan dengan taat mengikuti atasannya, begitupula otoritas Yesus yang lebih besar dari segalanya. Jadi ia hanya meminta Yesus memerintahkan dari kejauhan, maka hambanya akan menjadi sembuh. Bacalah keseluruhan kisah ini dalam Matius 8. APAKAH ARTINYA? Iman perwira Romawi ini merupakan contoh yang baik. Mengenai iman, Alkitab berbicara jelas mengenai dua hal, yaitu Iman sangat dibutuhkan untuk menjadi anak Allah Ibr. 116 dan Yesus menyukai orang yang beriman kepada-Nya. Iman, secara sederhana diartikan, sebagai percaya tanpa melihat Ibr. 111. Injil dipenuhi dengan kisah Yesus menyembuhkan orang-orang yang beriman kepada-Nya. Tetapi juga ada kalanya dimana Yesus menyembuhkan dan melakukan mujizat ketika orangorang tidak mempercayainya. Beriman bukanlah suatu yang mudah untuk dilakukan. Sebagai manusia berdosa yang begitu lemah, kita seringkali sulit untuk mempercayai sesuatu yang tidak kita lihat dengan mata kita sendiri. Tetapi Yesus memanggil kita untuk percaya kepada-Nya dalam segala keadaan, tanpa alasan. Iman dibutuhkan untuk kita diselamatkan dan juga kita terus membutuhkannya untuk menjalani kehidupan yang diberkati. Teruslah bertumbuh dalam iman. LALU APA YANG HARUS DILAKUKAN? Kita membutuhkan pertolongan Tuhan untuk dapat memiliki iman yang besar, mintalah agar Tuhan memberikan kepada kita iman yang lebih besar lagi! Dan kalau anda sedang memiliki pergumulan dalam hidup anda, ini waktunya untuk kita mengaktifkan iman kita bahwa kita memiliki Allah yang maha besar. TAHUKAH ANDA? elain dalam Matius 8, Yoh. 446-54 juga merupakan kisah yang sama dimana Yesus melakukan mujizat dari kejauhan. Baca juga Renungan Harian Roma 39-10 Jangan Memandang Muka Karena Suku Bangsa Minggu Paskah – Perjamuan Kudus Stola Putih Bacaan 1 Keluaran 14 10 – 31 Bacaan 2 Roma 6 3 – 11 Bacaan 3 Lukas 24 1 – 12 Tema Liturgis Kebangkitan Kristus Menumbuhkan Harapan dan Keberanian Tema Khotbah Jangan Pernah Meragukan Kebangkitan Kristus! Penjelasan Teks Bacaan Tidak perlu dibaca di mimbar, cukup dibaca saat mempersiapkan khotbah Keluaran 14 10 – 31 Bangsa Israel telah menyaksikan penghukuman Tuhan Allah kepada bangsa Mesir berupa 10 tulah dan mereka telah diselamatkan Tuhan Allah dari tuluh-tulah tersebut. Meskipun demikian, bangsa Israel belum sepenuhnya percaya dan mengandalkan hidup mereka kepada Tuhan Allah. Iman mereka masih diwarnai dengan keragu-raguan. Itulah mengapa Tuhan Allah mengeraskan hati Firaun dan segera mengejar bangsa Israel yang telah keluar dari Mesir Ayat 4, 8, 17. Tuhan Allah membuat Firaun menyesal mengijinkan bangsa Israel keluar dari Mesir. Firaun mengejar mereka dengan harapan dia dapat menangkap dan mengembalikan mereka sebagai budak di Mesir. Disinilah Tuhan Allah sekali lagi menyatakan kuasa-Nya kepada bangsa Israel. Dia menolong dan menyelamatkan bangsa Israel dari kejaran Firaun dan tentara Mesir. Tuhan Allah menunjukkan kuasa-Nya dan melindungi bangsa Israel dengan tiang awan yang gelap sehingga menghalangi Firaun dan tentara Mesir yang telah mendekati mereka Ay. 19-20. Kemudian Tuhan Allah membelah laut Teberau menjadi dua, sehingga bangsa Israel dapat menyeberangi laut Teberau itu dengan selamat Ay. 21-22. Pada akhirnya Tuhan Allah membinasakan Firaun dan seluruh tentara Mesir dengan cara menenggelamkan mereka di dasar laut Ay. 28. Kesemua hal yang dilakukan oleh Tuhan Allah itu adalah untuk menyatakan Diri-Nya kepada bangsa Israel agar mereka sungguh-sungguh percaya dan menyembah kepada Tuhan Allah saja. Bangsa Israel tidak lagi mengandalkan kekuatan diri mereka sendiri, tetapi lebih mengandalkan Tuhan Allah yang berkuasa atas hidup mereka. Roma 6 3 – 11 Ada sebagian pengikut Kristus di kota Roma yang seringkali menyalahartikan kasih karunia Allah dalam hidup mereka. Mereka berpandangan bahwa dengan kasih karunia Allah yang melimpah, manusia dapat berbuat dosa dan kejahatan sesuka hati mereka. Menurut pemahaman mereka, jika mereka bersalah dan berbuat dosa, mereka cukup berdoa memohon pengampunan dosa kepada Allah, dan pasti Allah akan mengampuni dosa mereka. Tentulah hal yang demikian tidak dapat dibenarkan. Disinilah Rasul Paulus meluruskan pandangan semacam itu kepada jemaat di Roma. Dia menjelaskan bahwa setiap orang yang telah ditebus dan diselamatkan oleh Kristus, dia harus menjadi manusia baru sebab dosa sudah tidak menguasai hidupnya lagi Ay. 2, 11. Paulus menjelaskan kepada jemaat Roma, sebagai umat percaya, mereka telah dipersatukan di dalam kematian dan kebangkitan Yesus Kristus Ay. 5. Oleh karena itu, mereka harus mematikan perbuatan-perbuatan dosa, tidak lagi menghambakan diri pada perbuatan dosa, dan hidup benar dihadapan Allah Ay. 6. Paulus juga menjelaskan tentang makna baptisan, yaitu mati dan bangkit bersama Yesus Ay. 3-4. Artinya sebagai umat percaya, jemaat Roma ikut dalam kematian Yesus. Hidup mereka telah ditebus oleh Kristus dan dosa telah dikalahkan melalui kuasa salib Yesus Kristus Ay. 6-7. Mereka kini memiliki kehidupan baru di dalam Kristus, yaitu hidup kekal melalui kebangkitan-Nya Ay. 8-11. Kristus telah mati satu kali untuk menebus dosa-dosa manusia dan memulihkan hubungan antara manusia dan Allah yang rusak. Melalui kematian-Nya, setiap umat percaya, hidup untuk memuliakan Allah, karena mereka telah dibebaskan dari kuasa dosa dan memiliki hidup kekal bersama Kristus Yesus. Lukas 24 1 – 12 Injil Lukas 241-12 menceritakan kesaksian tentang kebangkitan Yesus Kristus. Dikisahkan pada pagi-pagi benar sebelum fajar terbit, pada hari ketiga setelah kematian Yesus, para perempuan Maria dari Magdala, Yohana, Maria ibu Yakobus dan beberapa perempuan lain datang ke kubur Yesus dengan maksud untuk memberi rempah-rempah pada mayat Yesus Ay. 1. Ketika mereka sampai kubur Yesus, didapati oleh mereka, batu penutup kubur sudah terguling Ay. 2. Segera mereka masuk ke dalam kubur itu, namun mereka tidak menemukan mayat Yesus di dalam kubur itu Ay. 3. Kubur Yesus telah kosong. Hilangnya mayat Yesus, menimbulkan berbagai pikiran yang muncul dalam benak mereka. Di saat mereka mengalami kebingungan itu, tiba-tiba berdirilah dua malaikat Tuhan menyapa mereka, bertanya kepada para perempuan itu mengapa mereka ketakutan dan menundukkan kepala? Hal ini terjadi karena mereka masih merasakan dukacita dan kesedihan yang mendalam dengan peristiwa penyaliban dan kematian Tuhan Yesus, terlebih saat mayat Tuhan Yesus yang mereka cintai hilang, tidak dapat mereka jumpai. Kemudian kedua malaikat Tuhan itu memberitahukan kepada mereka, bahwa Tuhan Yesus telah bangkit. Dia telah hidup kembali, sebagaimana Dia pernah nyatakan kepada para murid-Nya ketika Dia masih ada bersama mereka. Malaikat Tuhan itu mengatakan bahwa Anak Manusia harus diserahkan ke tangan orang-orang berdosa dan disalibkan, dan akan bangkit pada hari ketiga Ay. 7. Mendengar perkataan Malaikat Tuhan itu, para perempuan itu teringat pada perkataan Tuhan Yesus. Mereka sadar bahwa Tuhan Yesus telah bangkit Ay. 8. Mereka percaya dengan kebangkitan Tuhan Yesus dan segera mereka beritakan kebangkitan Tuhan Yesus kepada para murid yang lainnya Ay. 10. Disini ada perubahan suasana batin dari para perempuan itu, dari mereka yang berduka dan bersedih menjadi bersukacita dan bergembira, oleh karena kebangkitan Kristus. Mereka memiliki semangat hidup kembali dan segera memberitahukan berita kebangkitan Yesus Kristus kepada pada murid yang lain. Bagaimana reaksi para murid mendengar berita kebangkitan Yesus? Mereka tidak percaya dan menganggap bahwa kesaksian para perempuan itu hanya sebagai omong kosong belaka Ay. 11. Hanya Petrus yang bergegas berlari cepat untuk melihat kubur Yesus untuk menyatakan kebenaran cerita kebangkitan Yesus Kristus yang disampaikan oleh para perempuan tadi. Injil Lukas mencatat bahwa Petruspun masih bertanya-tanya dalam hatinya apa yang kiranya telah terjadi? Ay. 12. Apa yang dialami para murid, yang telah mendengar berita kebangkitan Yesus Kristus bukanlah hal yang mudah untuk mereka pahami dan mereka terima sebagai sebuah kebenaran. Kedukaan, kesedihan, dan rasa kehilangan yang masih mereka rasakan, membuat mereka sulit untuk mempercayai berita kebangkitan Yesus Kristus yang disampaikan oleh para perempuan itu. Benang Merah Tiga Bacaan Keraguan seringkali dialami oleh manusia. Kisah bangsa Israel yang meragukan Allah yang telah membebaskan mereka dari tanah Mesir. Kisah para murid Tuhan Yesus yang meragukan berita kebangkitan Tuhan Yesus yang disampaikan oleh para perempuan, menunjukkan bahwa keragu-raguan seringkali terjadi, karena manusia hanya mengandalkan pengertian dan kekuatan dirinya sendiri. Nyatanya kasih dan kuasa Allah tetap dinyatakan. Karya keselamatan Allah tetap terjadi sekalipun ada keraguan di hati bangsa Israel dan para murid Yesus. Untuk itu Paulus menguatkan agar umat percaya hidup dalam kasih karunia Allah. Artinya tidak ada lagi kebimbangan dan keraguan kepada Tuhan sebab melalui kematian dan kebangkitan Yesus Kristus, setiap umat percaya mendapatkan penebusan dan pengampunan dosa. Hubungan dengan Allah dipulihkan kembali dan umat percaya mendapatkan kasih karunia Allah, yaitu keselamatan dan hidup kekal di dalam Yesus Kristus. Rancangan Khotbah Bahasa Indonesia Ini hanyalah sebuah rancangan khotbah, silahkan dikembangkan sesuai dengan konteks jemaat masing-masing Pendahuluan Dalam keberadaan dan kebersamaan kita dengan orang lain di sekitar kita, tentunya ada banyak berita yang kita dengarkan. Ada berita baik, ada juga berita buruk. Terlebih di era saat ini, era informasi teknologi IT, kita dengan mudah mendapatkan berita dari berbagai sumber, baik dari televisi, radio, internet, media sosial, dll. Dari banyaknya berita tadi, bukan tidak mungkin ada banyak berita bohong HOAK yang kita dengar. Orang dengan mudah dan cepat mengirimkan, meneruskan berita bohong tersebut tanpa menyaring atau mengecek kebenaran berita tersebut terlebih dahulu. Akibatnya banyak orang yang terhasut dan percaya dengan berita bohong HOAX tersebut. Orang sulit untuk membedakan mana berita yang benar dan mana berita bohong yang menyesatkan. Kenyataan yang demikian, juga bisa terjadi di tengah-tengah komunitas umat percaya/ gereja. Persekutuan orang percaya yang harusnya diwarnai dengan cinta kasih, ketulusan, dan kebenaran dapat berubah menjadi persekutuan yang diwarnai dengan rasa iri hati, curiga, amarah, benci, dan perselisihan yang disebabkan oleh berita bohong HOAK yang ada di tengah kehidupan jemaat. Umat percaya yang seharusnya berkata benar dan menyatakan tentang kebenaran karya kasih Allah, ikut terpengaruh oleh perubahan jaman, sehingga menyebabkan mereka hidup menuruti kesenangan dan keinginan diri mereka saja. Inilah yang harus selalu kita waspada, tidak seharusnya kita terpengaruh dan ikut memberitakan kebohongan, sebaliknya kita diajak untuk berani berkata benar, berani memberitakan kebenaran karya kasih Allah kepada semua orang dengan sepenuh hati. Hanya dengan perkataan benar dan kesaksian yang memuliakan Allah, kita mampu menghadapi dan mengatasi kehidupan yang penuh dengan kepalsuan dan kebohongan saat ini. Isi Inti cerita bacaan 1 dan bacaan 3 memiliki kesamaan kisah, yaitu tentang keragu-raguan bangsa Israel dan para murid akan kuasa Allah dan kebangkitan Kristus. Bacaan 1 Keluaran 1410-31 mengisahkan pembebasan bangsa Israel dari Mesir. Tuhan Allah telah mendengar keluh kesah bangsa Israel yang ditindas bangsa Mesir, kemudian Tuhan Allah mengutus Musa untuk membebaskan mereka dari perbudakan di Mesir. Cara Allah membebaskan umat-Nya adalah dengan menghukum bangsa Mesir melalui 10 tulah. Pada tulah yang kesepuluh, kematian anak sulung, pada akhirnya membuat Firaun melepaskan bangsa Israel keluar dari Mesir. Keluarnya bangsa Israel dari Mesir tidak serta merta membuat bangsa Israel percaya kepada Tuhan Allah yang telah membebaskan mereka. Masih ada keragu-raguan di hati mereka tentang kuasa dan penyertaan Allah kepada mereka. Oleh karena itu, Allah menyatakan kembali kuasa-Nya melalui pertolongan-Nya. Allah menghalangi Firaun dan tentara Mesir yang mengejar bangsa Israel dengan tiang awan gelap, sehingga menghalangi perjalanan Firaun dan tentaranya untuk sementara waktu. Allah juga membuatkan jalan bagi bangsa Israel menyeberangi laut Teberau. Laut Teberau perpecah menjadi dua, kemudian bangsa Israel dapat berjalan di tengah-tengah tanah laut Teberau yang sudah kering. Sesaat kemudian bangsa Mesir mengejar mereka, sekali lagi Allah menyatakan kuasa-Nya, Dia membinasakan Firaun dan tentara Mesir dengan cara menenggelamkan mereka di tengah-tengah laut Teberau. Hal ini diperbuat Allah agar bangsa Israel sungguh-sungguh percaya dan menyembah hanya kepada-Nya. Tidak ragu-ragu atau bimbang namun sungguh-sungguh percaya. Pada kisah kebangkitan Yesus, Injil Lukas mengisahkan keraguan para murid Tuhan Yesus yang mendengarkan berita kebangkitan Tuhan Yesus dari para perempuan yang menyaksikan peristiwa kebangkitan itu. Para murid lupa dengan perkataan Tuhan Yesus bahwa Dia akan menderita sengsara, mati, dan bangkit kembali pada hari yang ketiga. Peristiwa kematian Yesus membuat mereka mengalami kedukaan dan kesedihan yang mendalam, yang membuat mereka putus asa, kehilangan semangat, dan pengharapan. Sekalipun para perempuan yang menyaksikan kebangkitan Tuhan Yesus telah bercerita dan memberitakan kebangkitan Tuhan Yesus, hal itu tidak membuat para murid percaya. Petrus pun segera berlari ke kubur Yesus untuk membuktikan kebenaran berita kebangkitan Tuhan Yesus itu. Namun saat dia sudah melihat kubur Tuhan Yesus yang kosong, hal ini tidak serta merta membuatnya percaya. Petrus masih mempertanyakan dalam dirinya tentang apa yang sedang terjadi. Pada perikop-perikop berikutnya mengisahkan tentang penampakan Tuhan Yesus kepada para murid. Tuhan Yesus tidak mengharapkan para murid mengalami keragu-raguan dan kebimbangan. Melalui kebangkitan dan penampakan-Nya kepada para murid, Tuhan Yesus menunjukkan kuasa-Nya dan membuat para murid percaya akan kebangkitan dan kuasa-Nya. Kebangkitan Tuhan Yesus merubah kehidupan para murid, dari mereka yang hidup dalam ketakutan, keraguan, dan kebimbangan menjadi para murid yang pemberani, bersemangat, dan penuh sukacita dalam melayani dan memberitakan tentang Kristus. Hal ini pula yang tampak dalam diri Rasul Paulus. Melalui suratnya kepada jemaat Roma, Paulus menguatkan jemaat Roma untuk tidak menyalahgunakan kasih karunia Allah dengan hidup dalam dosa. Paulus mengingatkan jemaat Roma bahwa mereka adalah umat tebusan, mereka telah diselamatkan oleh kematian dan kebangkitan Yesus Kristus. Oleh karena itu, hendaknya mereka tidak lagi hidup di dalam dosa mereka, melainkan hidup benar dan kudus dihadapan Tuhan Allah. Kebangkitan Kristus memberikan pengharapan akan janji Allah, ada keselamatan dan hidup yang kekal di dalam Kristus. Penutup Hari ini adalah hari Paskah. Hari kebangkitan Tuhan Yesus Kristus. Kuasa maut telah dikalahkan dan kita yang percaya diberikan anugerah keselamatan dan hidup kekal. Tuhan Allah telah menyatakan kuasa melalui kebangkitan Yesus Kristus. Lantas apakah yang dapat kita perbuat di masa Paskah ini? Apakah yang dapat kita refleksikan dari peristiwa kebangkitan Tuhan Yesus bagi kehidupan kita? Firman Tuhan pada Minggu Paskah saat ini mengajarkan jangan pernah kita meragukan kebangkitan Tuhan Yesus dalam hidup kita. Tuhan Yesus sudah bangkit, Dia telah hidup dan para murid telah menyaksikannya. Jika ada keraguan dalam diri kita, patut kiranya kita menguji diri kita, ”Apakah yang menyebabkan kita meragukan kebangkitan Tuhan Yesus? Apakah persoalan atau pergumulan hidup yang berat atau hal yang lainnya?” Tentu setiap orang memiliki jawabannya masing-masing. Tetapi yang perlu kita ingat karya kasih Allah senantiasa menyertai dalam setiap dinamika kehidupan kita. Ada upaya yang dapat kita lakukan agar kita selalu percaya dan tidak ragu-ragu dalam mengikut Yesus Melekat erat kepada Tuhan Kita mau mendengar kehendak dan janji Tuhan melalui perenungan secara pribadi, maupun bersama dengan jemaat. Kita mau mengingat kehendak dan janji Tuhan itu, sebab kehendak dan janji Tuhan adalah jaminan kehidupan bagi kita. Dengan mengingat Firman Tuhan, kita tahu bahwa karya dan penyertaan Tuhan senantiasa nyata bagi kita. Dengan melekat erat pada Tuhan kita mengetahui kehendak dan janji Tuhan, yang kita yakini Tuhan setia menyertai dan menolong kita di dalam setiap persoalan atau pergumulan yang kita alami. Fokus hidup kita tertuju kepada Tuhan semata bukan hanya melihat masalah dan kesulitan saja. Pada situasi pandemi Covid-19 yang belum selesai saat ini, kita melihat banyak orang kehilangan keluarga dan orang-orang yang mereka cintai. Namun jangan biarkan perasaan sedih, duka yang berlarut-larut mengusai kita. Tetaplah memandang Kristus yang telah bangkit dan hidup. Yakinilah ada kehidupan setelah kematian. Demikian bagi kita yang masih hidup, tetaplah memandang Kristus yang bangkit dan menang, Kristus yang akan mempersatukan kita sebagai anggota Kerajaan Allah. Tetaplah bertekun mencari kehendak Tuhan dalam hidup kita. Kemelekatan diri kita pada Tuhan akan memampukan kita mengerti dan memahami kehendak dan rancangan Allah yang terbaik bagi kita. Meyakini Allah senantiasa berkarya dalam hidup kita Peristiwa pembebasan bangsa Israel dan kebangkitan Yesus Kristus menjadi bukti Tuhan Allah senantiasa berkarya dan menyelamatkan manusia di sepanjang kehidupan manusia. Pun demikian halnya pada kehidupan kita saat ini. Di tengah badai pandemi Covid-19, tetaplah percaya dan menyakini Allah selalu berkarya dalam hidup kita. Karya Allah itu dinyatakan melalui pertolongan para tenaga medis yang merawat kita yang terpapar Covid-19, kepedulian tetangga kita yang ikut membantu kebutuhan sehari-hari pada saat kita isolasi mandiri, penguatan dan doa dari saudara seiman, yang tetap memberikan semangat dan kekuatan bagi kita di masa-masa saat ini. Oleh karena itu teruslah meyakini bahwa Allah berkarya dalam hidup kita. Kebangkitan Kristus menjadi sukacita bagi kita, yang mampu mengubahkan duka menjadi suka. Kebangkitan Kristus membawa harapan akan kasih setia Tuhan yang tiada berkesudahan. Mari kita rayakan Paskah saat ini dengan sukacita, percayalah dalam kebangkitan Kristus ada hidup. Selamat Paskah. Tuhan Yesus memberkati kita. Amin. [AR]. Pujian KJ. 188 1, 2 Kristus Bangkit! Soraklah — Rancangan Khotbah Basa Jawi Pambuka Salebeting gesang kita sesrawungan kaliyan sesami, tamtunipun kita asring mirengaken berita, sae punika berita ingkang endah utawi berita ingkang awon. Langkung-langkung ing jaman sapunika, ing jaman informasi teknologi IT, kita saged pikantuk berita kanthi gampil saking mawerni-werni sumber, kados saking tv, radio, internet, media sosial, lsp. Saking berita ingkang kita tampi punika ugi wonten berita ingkang apus-apus ngapusi/ HOAK. Tiyang samangke gampil anggenipun nyebar lan ngirimaken berita HOAX punika, tanpa nyaring utawi dipun cek rumiyin berita punika leres punapa boten kasunyatanipun. Akibatipun kathah tiyang pitados berita HOAX punika. Tiyang ewet anggenipun bentenaken pundi berita ingkang leres lan pundi berita ingkang apus-apus punika. Kasunyatan ingkang kados mekaten punika saged kedadosan wonten ing satengah-tengahing pasamuwan/ greja. Patunggilaning tiyang pitados ingkang kebak katresnan, katulusan, lan kayekten saged dados patunggilan ingkang kebak raos iri, curiga, nesu, benci, lan padu karana berita HOAX ingkang wonten ing satengah-tengahing pasamuwan. Para umat pitados ingkang kedahipun martosaken kayekten lan pakaryaning Gusti Allah saged tumut ing pengaruh jaman punika, saengga dadosaken tiyang punika namung nuruti seneng lan pepenginanipun piyambak. Awit saking punika kita kedah waspada, sampun ngantos kita tumut pengaruhing jaman punika, tumut martosaken berita HOAX. Prayogi menawi kita wantun martosaken kayekten, wantun martosaken pakaryan lan sih rahmating Gusti Allah dhateng sedaya tiyang kanthi tulus. Awit saking paseksi lan pangucap kita ingkang leres bab Gusti Allah, kita saged ngadepi gesang ingkang kebak berita hoak ing wekdal punika. Isi Saking waosan 1 lan waosan 3 kita saged manggihaken cariyos ingkang sami, inggih punika bangsa Israel lan para sakabatipun Gusti Yesus ingkang sami mangu-mangu bab panguawosipun Gusti Allah lan wungunipun Gusti Yesus Kristus. Waosan 1 Pangentasan 1410-31 nyariosaken pangentasaning bangsa Israel saking Mesir. Gusti Allah ngutus nabi Musa kangge ngentasaken bangsa Israel ingkang dipun tindes bangsa Mesir. Gusti Allah ngukum bangsa Mesir srana 10 wewalak kangge ngentasaken bangsa Israel. Saking wewalak ingkang kaping sedasa, pejahipun anak mbarep, dadosaken Firaun Ratu Mesir ngeculaken bangsa Isarel saking Mesir. Medhalipun bangsa Israel saking Mesir boten langsung dadosaken bangsa Israel pitados dhumateng Gusti Allah ingkang sampun paring pitulungan. Bangsa Israel taksih rumaos mangu-mangu dhateng panguwaos lan panganthinipun Gusti Allah. Awit saking punika, Gusti Allah nedahaken pitulunganipun malih. Gusti Allah ngalangi Firaun lan tentara Mesir ingkang nguber bangsa Israel kaliyan tiang mega ingkang peteng sanget. Kaping kalihipun, Gusti Allah damelaken margi kangge bangsa Israel nyabrang segara Tiberau. Segara Tiberau kapecah dados kalih, lajeng bangsa Israel mlampah ing satengah-tengahing siti segara Tiberau ingkang sampun asat punika. Selajengipun nalika bangsa Mesir wonten satengah-tengahing seganten Tiberau, Gusti Allah nutup malih seganten punika, saengga Firaun lan para tentara Mesir sami mati kagulung seganten punika. Bab punika dipun agem Gusti Allah supados bangsa Israel temen-temen pitados lan nyembah namung dhumateng Gusti Allah. Bangsa Israel boten mangu-mangu malih, nanging temen anggenipun pitados. Injil Lukas nyariosaken raos mangu-mangunipun para sakabat nalika mireng berita wungunipun Gusti Yesus saking para tiyang estri ingkang nyekseni bab wungunipun Gusti Yesus punika. Para sakabat sami kesupen punapa ingkang dados Pangandikanipun Gusti Yesus, bilih Panjenenganipun badhe nandhang kasangsaran, pejah, lan wungu malih ing tigang dintenipun. Pejahipun Gusti Yesus dadosaken para sakabat ngraosaken kasedihan lan kasisahan ingkang sanget, ingkang dadosaken semplah, kecalan semangat lan pengajeng-ajeng. Sanajan para tiyang estri sampun nyariosaken lan martosaken wungunipun Gusti Yesus, bab punika boten dadosaken para sakabat pitados. Petrus enggal-enggal mlajeng dhateng kuburipun Gusti Yesus, saperlu buktiaken pawartos wungunipun Gusti Yesus punika. Nalika Petrus ningali kubur Gusti Yesus ingkang suwung, piyambakipun boten enggal pitados. Piyambakipun taksih mangu-mangu, punapa ingkang sampun kedadosan? Ing perikop-perikop selajengipun nyariosaken Gusti Yesus ngetingal dhateng para sakabatipun. Gusti Yesus ngersaaken para sakabatipun boten mangu-mangu malih. Lumantar wungu lan ngetingalipun Gusti Yesus dhateng para sakabat, Gusti Yesus nedahaken panguwaosipun ingkang dadosaken para sakabat pitados dhateng panguwaosipun Gusti Yesus. Wungunipun Gusti Yesus ngrubah cara pandeng para sakabat, saking para sakabat ingkang ajrih, mangu-mangu, sumelang, dados para sakabat ingkang wantun, semangat, lan kebak kabingahan nalika lelados lan martosaken Gusti Yesus. Bab punika ugi ingkang dipun raosaken dening Rasul Paulus. Lumantar seratipun dhumateng pasamuwan Rum, Paulus paring kakiyatan dhateng warga pasamuwan Rum supados boten migunaaken sih rahmating Allah sarana tumindak dosa. Paulus ngengetaken warga pasamuwan Rum bilih piyambakipun sampun katebus dening Gusti Yesus saking dosa. Pasamuwan Rum sampun nampi kawilujengan lantaran pejah lan wungunipun Gusti Yesus. Awit saking punika pasamuwan Rum boten kenging gesang ing dosa malih, nanging kedah gesang suci lan leres wonten ngarsanipun Gusti Allah. Gusti Yesus ingkang sampun wungu maringi janji, wonten kawilujengan lan gesang langgeng kangge umat ingkang pitados. Panutup Dinten punika dinten Paskah. Dinten wungunipun Gusti Yesus. Kuwaosing pati sampun kawon lan kita para pitados kaparingan kawilujengan lan gesang langgeng. Gusti Allah sampun nedahaken panguwaosipun lumantar wungunipun Gusti Yesus Kristus. Lajeng punapa ingkang saged kita tindakaken ing mangsa Paskah punika? Punapa ingkang saged dados refleksi kita saking wungunipun Gusti Yesus punika? Pangandikanipun Gusti ing Minggu Paskah punika paring piwulang sampun ngantos kita mangu-mangu bab wungunipun Gusti Yesus salebeting gesang kita. Gusti Yesus sampun wungu. Panjenenganipun sampun gesang lan para sakabat sampun nyekseni bab punika. Sapunika bilih kita taksih mangu-mangu, mangga kita sami dadar manah kita piyambak-piyambak, “Punapa ingkang dadosaken kita punika mangu-mangu ing bab wungunipun Gusti Yesus? Punapa taksih wonten reribet lan pakewed ingkang awrat salebeting gesang kita?” Tamtunipun saben tiyang nggadahi wangsulanipun piyambak-piyambak, ingkang kedah kita enget inggih punika pakaryan lan sih katresnanipun Gusti Allah tansah nunggil gesang kita. Supados kita tansah pitados lan boten mangu-mangu anggenipun nderek Gusti Yesus, kita saged ngupaya tumindak Rumaket dhumateng Gusti Kita purun mirengaken karsa lan janjinipun Gusti dhumeteng kita. Kita purun gegilut lan ngraos-raosaken sabda-Nipun Gusti sacara pribadi utawi sesarengan warga pasamuwan. Mekaten ugi kita tansah ngenget-enget karsa lan janjinipun Gusti punika, awit karsa lan janjinipun Gusti punika dados jaminan gesang kita. Srana ngenget-enget Sabdanipun Gusti, kita saged mangertos bilih Gusti Allah tansah makarya lan nganthi gesang kita. Srana rumaket dhumateng Gusti, kita mangertos karsa lan janjinipun Gusti ingkang pasti kangge kita. Kita yakin bilih Gusti Allah tansah setya, nunggil lan nulungi kita ngadepi sedaya prekawis gesang kita. Mangga sami fokus namung dhumateng Gusti Allah kemawon, boten fokus dhateng masalah lan pakeweding gesang kita. Salebeting pageblug Covid-19 ingkang dereng rampung ngantos dinten punika, kita saged ningali kathah tiyang ingkang kecalan brayat ingkang dipun tresnani. Nanging sampun ngantos kita dumawah ing raos sedih, kecalan ingkang terus-terusan. Mangga kita tansah mandheng Gusti Yesus Kristus ingkang sampun wungu lan gesang. Kita pitados bilih wonten gesang sak sampunipun pati. Kangge kita ingkang taksih kaparingan gesang, mangga kita tansah mandeng Gusti Yesus ingkang sampun nunggilaken kita, minangka anggota krajan sorga. Mangga tetep temen anggen kita ngupados karsanipun Gusti salebeting gesang kita. Kita ingkang tansah rumaket dhumeteng Gusti Allah, kita badhe mangertos lan paham bilih sedaya karsa lan rancanganipun Gusti Allah punika sae kangge kita. Pitados Gusti Allah tansah makarya ing gesang kita Cariyos pangentasaning bangsa Israel lan wungunipun Gusti Yesus dados bukti kados pundi anggenipun Gusti Allah makarya lan paring kawilujengan kangge manungga salebeting gesangipun. Mekaten ugi ngantos wekdal sapunika. Ing satengah-tengahing prahara pagebluk Covid-19, mangga sami pitados bilih Gusti Allah tansah makarya ing gesang kita. Pakaryanipun Gusti Allah punika nyata, kados para tenaga medis ingkang nulungi tiyang ingkang kenging Covid-19, para tetanggi ingkang peduli lan purun mbantu kabetahan kita sadinten-dinten nalika kita kedah isolasi mandiri. Mekaten ugi para sederek kita tunggil iman ingkang ngiyataken lan ngipur kita, ngadepi mangsa ingkang ewet punika. Karana punika, swawi kita tansah pitados bilih Gusti Allah makarya salebeting gesang kita. Wungunipun Gusti Yesus dados kabingahan kangge kita, ingkang saged ngrubah kasedihan kita dados kabingahan. Wungunipun Gusti Yesus beta pengajeng-ajeng, sih katresnan lan kasetyanipun Gusti Allah ingkang tanpa winates dhateng kita. Sumangga kita lumebet ing pangharyan Paskah dinten punika kanthi suka bingah, kita tansah pitados Gusti Yesus ingkang sampun wungu tansah paring gesang dhateng kita. Sugeng Paskah. Gusti Yesus mberkahi kita. Amin. [AR]. Pamuji KPJ. 267 1, 2 Pamarta Kula Agesang 12 jenis sikap dari kelompok dan pribadi manusia 1. Para pemimpin agama munafik, iri hati, dikuasai kebencian, tidak adil, sok rohani. 2. Pilatus pengecut, mengamamkan dirinya, mementingkan diri sendiri, sinis, menghina. 3. Herodes pencari sensasi, mau menunjukkan kuasanya, cepat tersinggung. 4. Para serdadu romawi penuh kekejaman, mengejek, menghina, suka menyiksa. 5. Rakyat senang atas penderitaan orang lain, plin-plan, gampang dipengaruhi. 6. Penjahat di sebelah Yesus sinis, penuh penghinaan, mengejek. 7. Para murid penuh ketakutan, keputusasaan, keputusharapan. 8. Simon dari Kyrene bersedia memikul salib, terpancar daya tarik Yesus. 9. Penjahat yang memohon kepada Yesus sadar diri, memohon pengampunan. 10. Perwira romawi sadar, mengakui Yesus adalah Anak Allah. 11. Pengikut rahasia Yesus sembunyi, tidak berani di hadapan orang lain tetapi akhirnya siap melayani. 12. Para wanita dan Yohanes berani, setia sampai akhir walaupun dipenuhi kesedihan dan ketidakpercayaan. Minggu, 10 Oktober 2021 Edit Setiap orang percaya telah menerima anugerah keselamatan dalam darah Yesus Kristus. Yesus telah memerdekakan kita dari dosa. Apapun latar belakang kehidupan kita. Apakah sahabat adalah seorang pelajar yang sedang berjuang untuk lulus? Atau seorang anak muda yang sedang mencari identitas diri. Seorang Ibu Rumah Tangga yang bergelut dengan rutinitas yang tanpa henti atau seorang wanita karir dengan 1001 impian yang sedang dikejar. Apakah saat ini sahabat sedang menikmati puncak kesuksesan? Ataukah justru saat ini sahabat sedang terpuruk dalam masalah – masalah kehidupan? Siapapun kita dan apapun keadaan kita, Allah sangat mengasihi kita. Paulus menyampaikan kepada jemaat di Roma pada ayat 1 dan 2 bacaan kita bahwa “demikianlah sekarang tidak ada lagi penghukuman bagi mereka yang ada dalam Kristus Yesus”. “Roh yang memberi hidup memerdekakan kita dari hukum dosa dan hukum maut.” Betapa beruntungnya kita karena kita memiliki Yesus. Yesus mengasihi kita. Ia menebus kita dengan darahNya. Ia membebaskan kita dari belenggu dosa yang membinasakan. Lalu bagaimanakah kita meresponi anugerah Tuhan itu? Mari kita belajar Firman Tuhan dalam Roma 81-17 dengan tema hhotbah “Pribadi yang dipimpin Roh Allah”. Sahabatku, Allah mengaruniakan RohNya bagi kita. Jika Roh Allah ada di dalam hati kita maka kita akan mengalami kepenuhan Roh. Roh Allah akan memimpin kehidupan kita. Sebagai orang – orang yang telah ditebus oleh Kristus kita mesti menjadi pribadi yang dibaharui dan dipimpin oleh Roh Allah. Pribadi yang dipimpin Roh Allah selalu membuka hati bagi Roh Kudus untuk menyertai, memimpin dan memegang kendali atas hati, pikiran dan seluruh totalitas kehidupan. Pribadi yang dipimpin Roh Allah selalu membangun hubungan yang dekat dengan Allah. Pribadi yang dipimpin Roh Allah selalu memusatkan pikiran pada Allah. Roh Allah memberi hikmat untuk berpikir, berbicara, dan bertindak sesuai dengan Firman Allah. Kehendak Allah tercermin dalam kehidupan doa, dalam kesetiaan merenungkan firman Tuhan, dalam ketekunan bersekutu dengan Tuhan dan menikmati hadirat Tuhan. Pribadi yang dipimpin Roh Allah selalu dikuatkan dan dimampukan untuk berani menghadapi ujian kehidupan. Dalam situasi yang sangat sulit, Roh Kudus menolong kita mengungkapkan isi hati yang tak terucapkan dengan kata – kata saat kita berdoa. Roh Kudus membimbing kita mengambil keputusan yang tepat saat kita bimbang. Roh Kudus menguatkan kita bertahan melewati badai meskipun kita tak berdaya. Roh Kudus memampukan kita agar selalu bersyukur dalam susah dan senang. Pribadi yang dipimpin Roh Allah, taat kepada kehendak Allah, melakukan hal-hal yang berkenan kepada Allah dan menjauhi keinginan daging. Roh Kudus memberi kemampuan berperang melawan keinginan daging. Pribadi yang dipimpin oleh Roh Allah berbeda dengan pribadi yang hidup "menurut daging". Pribadi yang hidup menurut daging hidup dalam dosa dan menjadi seteru Allah karena mengingini, menyenangi dan memuaskan keinginan dan tabiat dosa. Roh Kudus mengingatkan kita bahwa status kita adalah anak Allah. Maka marilah kita menjaga wibawa ilahi di hidup kita dan mempertahankan warisan sorgawi yang disediakan kelak bagi kita. Setialah sebagai pribadi yang dipimpin Roh Allah meski keinginan daging selalu menggoda kita setiap saat. Kita sudah dimerdekakan dari dosa, jadi jangan kalah dan menyerah terhadap godaan dosa. Apapun masalah yang kita hadapi, janganlah bimbang melainkan percayalah bahwa bahwa kita adalah pewaris segala janji Allah. Bila kita mengandalkan kekuatan dan kemampuan kita sendiri, mustahil kita bisa hidup secara konsisten sebagai pribadi yang dipimpin oleh Roh Allah. Hanya oleh pertolongan Allah kita dapat hidup berkenan kepada Allah. Jika kita setia maka kita dapat menikmati kehidupan yang berkemenangan di dalam Roh. Taatlah sebagai pribadi yang dipimpin Roh Allah meskipun jalan yang ditempuh adalah jalan derita. Teladanilah Yesus yang setia menempuh jalan derita untuk membawa kita pada kemenangan. Kita adalah anak – anak Allah yang hidup dipimpin oleh Roh Allah. Tidak ada hal apapun dalam kehidupan kita, yang luput kendali Allah. Justru sebenarnya lewat berbagai pengalaman yang Tuhan izinkan terjadi dalam hidup kita, kita belajar mengalami dan menikmati karya Allah. Hiduplah sebagai anak-anak Allah, hidup kita bukan lagi menjadi milik kita, melainkan Allah di dalam kita dan kita di dalam Allah. Berserahlah dalam pimpinan Roh Kudus, untuk menjadi pribadi yang hidup berkenan kepada Allah. Pribadi yang dipimpin Roh Allah. Amin. Selamat Hari Minggu. Tuhan memberkati. On Youtube PRIBADI YANG DIPIMPIN ROH ALLAH Rancangan Khotbah Minggu Pentakosta, 15 Mei 2016Oleh Pdt. Alokasih Gulo[1] Selamat Merayakan Pentakosta, Shalom!Hari ini, kita merayakan pentakosta, merayakan peristiwa pencurahan Roh Kudus ke atas orang-orang percaya yang berkumpul di satu tempat di Yerusalem, tidak lama setelah Yesus naik ke surga lih. Kis. 2. Sejak saat itu, terjadi perubahan besar dalam diri dan kehidupan orang-orang percaya, dari yang tadinya masih ragu-ragu bahkan takut menyaksikan Kristus menjadi berani dan bersemangat memberitakan Injil Kristus ke mana-mana, mulai dari Yerusalem sendiri hingga ke bangsa-bangsa lain, termasuk ke Roma yang pada waktu itu dikenal sebagai negara “adidaya” karena memiliki kekuasaan yang cukup besar di berbagai wilayah di luar Roma sendiri, termasuk di Israel/Yahudi. Itulah sebabnya dalam kitab Roma ini Paulus kadang-kadang menyinggung tradisi/hukum Yahudi, dan kadang-kadang juga menyinggung tradisi/hukum kita tidak hanya sekadar merayakan peristiwa pencurahan Roh Kudus tersebut secara formalitas melalui kebaktian pada hari ini, tidak pula sekadar merayakannya dengan penggunaan kain liturgi berwarna merah sampai-sampai ada yang bingung memilih warna merah tersebut merah hati, merah menyala, merah jambu, merah muda, merah delima, atau merah seperti apa?; tidak juga sekadar perayaan yang terkesan monumental atau glamor sehingga kadang-kadang mengaburkan inti dari perayaan itu sendiri. Perayaan pentakosta melebihi semuanya itu, seharusnya membawa perubahan mendasar dalam diri dan kehidupan orang-orang yang telah Paulus, orang-orang percaya pada prinsipnya telah menerima Roh Allah, dan Roh Allah inilah yang memimpin orang-orang percaya dimaksud dalam menjalani kehidupannya sehari-hari, bukan lagi roh kedagingan eheha nösi niha, bukan lagi roh ketakutan eheha wa’ata’u, bukan lagi roh kefasikan dan kelaliman eheha wa lö atulö, eheha wa’afaito, eheha waguaguasa, eheha wa lö sökhi, bukan lagi roh keangkuhan eheha wayawasa ba fanandrawaisi, bukan lagi roh penghakiman eheha wanguhuku, bukan lagi roh pemecah-belah eheha wamazawili, dan bukan lagi roh pembenaran diri sendiri eheha waya’osa, melainkan pembenaran oleh kasih karunia Allah bnd. Rom. 829-30. Ketika kita dipimpin oleh Roh Allah berarti kita juga tinggal bersama dengan Tuhan sifao khö Keriso ita, dan Tuhan tinggal di dalam kita so Zo’aya ba wa’aurida, dan semuanya itu akan terlihat dengan jelas dalam kehidupan kita di mana pun kita berada. Orang yang dipimpin oleh Roh Kudus atau sebaliknya tidak dipimpin oleh Roh Kudus, akan terlihat dalam kata-katanya, terlihat dalam komunikasinya dengan sesamanya bnd misalnya orang zaman sekarang lebih mudah tersenyum kepada media komunikasinya daripada kepada sesama manusia, lebih ramah dalam dunia sosial/maya daripada dunia nyata, terlihat dalam relasinya dengan sesama selalu bermasalah atau lebih harmonis, ... terlihat dalam seluruh eksistensi hidupnya. Intinya adalah bahwa orang-orang yang telah menerima Roh Allah, yang dipimpin oleh Roh Kudus, telah mengalami transformasi kehidupan tebohouni wa’auri, hidupnya berubah menjadi lebih baik dari waktu ke apa “keuntungan” kita apabila sudah menerima Roh Kudus dari Allah itu? Apakah hanya sekadar mengubah diri dan kehidupan kita menjadi orang-orang yang dipimpin oleh Roh Kudus? Tidak! Ternyata, Roh Kudus itu juga mengubah status kita, dan ini sangat penting dan sangat menentukan bagi masa depan kita. Implikasi dari penerimaan Roh Kudus adalah bahwa setiap orang percaya yang hidup menurut Roh Allah tersebut kini disebut sebagai anak Allah yang sudah diangkat secara sah. Dalam hukum Romawi, seseorang memang sulit diangkat sebagai anak, namun apabila seseorang sekali saja berhasil diangkat menjadi anak maka statusnya sebagai anak tersebut bersifat permanen. Metafora ini tepat untuk menjelaskan kebenaran teologis tentang jaminan kehidupan orang-orang percaya yang telah menerima Roh Kudus. Anak alamiah dapat dicabut hak warisnya bahkan “dibunuh”, tetapi orang yang telah diangkat secara sah sebagai anak tidak boleh diperlakukan lagi seperti itu. Inilah salah satu cara Paulus untuk menggambarkan keselamatan orang-orang percaya Rom. 815, bnd. 823. Jadi tidak perlu lagi ada ketakutan atau kekuatiran akan pencabutan hak waris yang telah kita peroleh dari Tuhan, tidak perlu takut lagi akan adanya penghukuman atau pembunuhan, sebab kita sekarang adalah orang-orang yang telah diangkat oleh Allah sebagai itukah “keuntungan” kita apabila sudah menerima Roh Kudus dari Allah? Tidak juga! Masih ada lagi! Orang-orang percaya yang telah menerima Roh Allah, memiliki hubungan yang sangat akrab dengan Allah Bapa, Ia menjadi seperti ayah kita sendiri. Istilah “Abba” berasal dari bahasa Aram, biasa digunakan oleh anak-anak Yahudi untuk memanggil ayah mereka sendiri. Jadi, orang yang telah menerima dan dipimpin oleh Roh Allah adalah anak Allah bnd. ay. 14, yang boleh berseru kepada-Nya dengan panggilan “ya Abba, ya Bapa”, sungguh suatu panggilan mesra dan akrab; ah, begitu dekatnya dengan Tuhan, dan ini boleh terjadi karena Roh Allah sendiri menolong kita dalam seruan atau doa kita kepada Tuhan bnd. Roma 826-27. Roh Kudus inilah juga yang meyakinkan kita, dan memberi kesaksian bahwa kita adalah anak-anak Allah yang diangkat secara sah. Tentu, kita pun mesti menunjukkan perbuatan yang mencerminkan perbuatan anak-anak Allah, anak-anak yang tidak mempermalukan Bapanya, anak-anak yang tidak menyusahkan hati Bapanya, anak-anak yang membanggakan Bapanya, dan anak-anak yang begitu dekat dengan lain yang juga sangat penting dari pengangkatan kita sebagai anak-anak Allah dan keintiman kita dengan “Ayah” kita tersebut adalah bahwa kita menjadi ahli waris Allah, dan kalau kita ikut menderita dengan Kristus maka kita juga adalah ahli waris Kristus. Pewarisan seperti ini disebut sebagai pewarisan ganda, yang juga sudah dikenal dalam PL lih. Ul. 2115-17. Anak sulung mendapat dua bagian dalam warisan, pertama hak warisan sebagai anak yang lahir dalam keluarga itu, dan kedua hak waris karena ia memenuhi persyaratan khusus sebagai anak sulung. Jadi, kalau kita percaya kepada Kristus, maka kita pun memperoleh satu warisan penting, yaitu menjadi ahli waris Allah, dalam hal ini berhak menerima janji-janji Allah untuk MASUK ke dalam Kerajaan-Nya. Namun, apabila kita memenuhi persyaratan khusus, yakni ikut menderita dengan Kristus bnd. Fil. 129, maka kita juga memperoleh warisan yang kedua/ganda, yaitu menjadi ahli waris Kristus, dalam hal ini MEMILIKI Kerajaan Allah yang telah kita masuki itu bersama-sama dengan Tuhan Yesus. Kalau kita “dipimpin oleh Roh Allah”, dan kalau kita “hidup menurut Roh Allah”, kita pasti akan menderita dengan Kristus. Hidup menderita yang kita jalani dalam Roh Allah bersama Kristus inilah yang kemudian membuat kita dipermuliakan bersama-sama dengan Kristus. Inilah pengharapan orang-orang percaya yang telah menerima dan dipimpin oleh Roh berefleksi, Roh Kudus pasti menyertai![1] Khotbah Minggu, 15/05/2016, di Kebaktian Siang BNKP Jemaat Denninger.

khotbah singkat dari roma 14 17